Pages

Saturday, June 30, 2018

Jangan Sakiti Kami!

Gemericik air itu membuat aku tenang dan rasanya sejuk, ikan-ikan yang sedang berenang membuat aku merasa berada di alam luar. Padahal itu semua hanya suatu kolam buatan manusia. Tersentak aku berpikir, bagaimana perasaaan ikan-ikan yang ada dikolam itu. Bagaimanakah mereka hidup disana?. Tak seperti kawan-kawannya yang hidup dialam bebas yang bisa berenang dengan jauh. Ikan-ikan dikolam ini hanya bisa berenang dengan  kolam berukuran 2 x 2 meter. Itu hanya sebagian binatang yang biasanya dipelihara manusia. Bagaimana kehidupan hewan lainnya?. 
Saat itu aku sedang mengendarai motor hendak pergi ke suatu tempat, ditengah macetnya oleh kendaraan tak sengaja aku melihat seekor kucing tua berjalan, ia tampak lusuh dan berdebu. Badannya penuh luka, bulunya pun rontok. Miris melihatnya, tak berselang berapa lama aku pun melihat kucing itu disiram oleh seseorang didekat toko tersebut. Entah apa yang dilakukan kucing itu, aku tak sempat melihat. Tapi rasanya aku ingin berteriak.
Tak malukah dan merasa bersalahkah kita kepada Sang Pencipta dari segala mahluk yang ada di bumi ini?. Mengapa kita harus berbuat sejauh itu kepada sesama mahluk ciptaan-Nya ini. Padahal jika dilihat kucing itu sudah renta tak berdaya, ia berharap akan ada manusia yang memberinya sedikit makanan agar bisa hidup. Tapi manusia ini terlalu egois dan terlalu angkuh. 
Pikirku hewan-hewan ini juga memiliki rasa atau insting, mereka juga senang ketika disayang, waspada jika ada yang menyerang. Kalau kita bisa mengerti bahasa mereka, banyak yang ingin mereka katakan. JANGAN SAKITI KAMI!. Jika kita tidak suka terhadap suatu hewan, tak usah membencinya apalagi membunhnya. Melihatnya seperti butiran debu yang tidak ada artinya. Padahal setiap hewan yang diciptakan oleh Allah SWT mempunyai manfaatnya masing-masing, baik yang kita rasasakan secara langsung maupun yang tidak langsung. 
Sayangilah mereka, kelak merekapun akan menyayangi kita. Dengan cara mereka sendiri.
Tapi aku bersyukur masih ada orang-orang yang peduli terhadap hewan dengan melindunginya, menyayanginya bahkan beberapa hewan sudah dilestarikan agar tidak terancam punah.


Hai manusia...
Terlihat hinakah aku didepanmu?
Hingga kau begitu kejam kepadaku
Badanku yang sudah renta, lusuh, dan penuh luka
Tak kasihankah kalian kepadaku?
Kau siksa aku...
Seperti benda yang tak punya perasaan
atau memang kau tak pernah anggap kami hidup
Ingin kami berteriak
Ingin kami menangis
Kesakitan dalam pedih yang cukup dalam
Melihat ulah kau terhadapku dan kawan-kawanku
Jangan sakiti kami...
Jangan sakiti kami...
Biarkanlah kami hidup...

Friday, June 29, 2018

Mahasiswa dan Perubahan

Kemarin aku bertemu sahabat yang sudah lama tak pernah kujumpai. Bersama mereka aku tertawa canda mengenang masa lalu. Biasanya kalau ketemu teman lama kita ngobrol-ngobrol nggak jelas gitu. Tapi kali ini beda, suasana baru telah hadir. Kita tak sekedar ngobrol ngalor-ngidul yang nggak jelas lagi. 
MAHASISWA, itu yang menjadi bahasan kami. Ini hanya sekedar opini dari seseorang yang ada jauh disana. Siapa yang tak kenal dengan sebutan mahasiswa. Dulu masyarakat mengenal mahasiswa dengan pergerakan 1998. Begitu hebatnya. Tapi aku miris melihat sekarang, begitu pula dengan diriku saat ini. 
Dulu saat awal-awal perkuliahan, kupikir mahasiswa itu kerjanya, ya dapet nilai sebagus mungkin. ternyata itu TIDAK. Pandangan ku sempit saat itu, hanya melihat secara garis lurusnya saja. Telatnya aku, aku baru sadar sekarang-sekarang. Mahasiswa itu harusnya mengabdi kepada masyarakat. Lalu apa yang telah kamu lakukan sebagai mahasiswa untuk masyarakat sekelilingmu?, itu pertanyaan besar yang terus ada dalam pikiranku. Mau menjadi mahasiswa kupu-kupu, mahasiswa kunang-kunang, ataupun mahasiswa kura-kura itu semua menjadi pilihan pribadi masing-masing, karena dari setiap pilihan itu ada risikonya masing-masing. 
Tapi tak sayangkah waktuku di dunia yang tidak banyak ini dilakukan dengan hal-hal yang gitu-gitu aja. Akupun tersadar ketika umur tak ada seorangpun yang tau, terus amal yang akan dibawa mati hanya segini-gini aja. Terus dalam hidupku tak ada perubahan yang bermanfaat bagi orang lain. 
Ohh tidak... sungguh aku sangat rugi
Tapi temanku berkata "dengan kamu telah menyadari itu setidaknya ada perubahan dari dirimu", dan akupun mulai berpikir bagaimana aku akan beraktivitas setiap harinya agar bermanfaat minimal bagi  diri sendiri dan orang-orang sekitar. Jika kita ingin berubah mulailah dari sekarang, jangan dinanti-nanti.
Mari kita buat perubahan sekarang juga!


Senja telah tiba
Tapi aku masih terdiam dan membisu
Meratapi diri ini
Cukup...
Sungguh rugi diri ini
Hanya melihat tanpa berjalan
Pintar mengkritisi tanpa bertindak
Perubahan...
Itu yang harus kulakukan
Berjalan walupun sedikit tertatih-tatih
Bertindak walaupun itu penuh risiko


PERASAAN

  Surat untukmu ... Terkadang bingung siapa yang salah ataupun yang disalahkan, ketika suatu pembicaraan berujung pada rasa sakit. Dalam hir...